Monday, April 24, 2017

Masih Ragu Dengan LARANGAN MEMILIH PEMIMPIN KAFIR ???

Orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, pasti akan memiliki loyalitas (kasih sayang) kepada sesama orang mukmin, dan membenci kekufuran dan kesyirikan. Tidak akan berkumpul di dalam hati seorang mukmin kecintaan kepada Allah dan musuh-musuh Allah Ta'ala.

Inilah yang disebut konsep al-wala wa al-bara'; wala' (loyalitas) kepada sesama muslim dan bara' (berlepas diri) dari orang kafir.

MASIHKAH MAU MEMILIH ORANG KAFIR SEBAGI PEMIMPIN ??

Bacalah firman Allah Ta'ala berikut, yang merupakan landasan al-wala wa al-bara:

 لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ  [Al-Mujadilah : 22]
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung."* [Q.S. Al-Mujadilah: 22].
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

 Yaitu mereka tidak akan mau berteman akrab dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang tersebut adalah kaum kerabatnya sendiri. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Ta'ala di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya hingga akhir ayat (Ali Imran: 28)

.
Beliau Rahimahullah melanjutkan, Menurut pendapat yang lain, firman-Nya:

Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak mereka. (Al-Mujadilah: 22) diturunkan berkenaan dengan Abu Ubaidah yang membunuh ayahnya (yang musyrik) dalam Perang Badar

Atau (sekalipun mereka adalah) anak-anak (nya). (Al-Mujadilah: 22) diturunkan berkenaan dengan sahabat  Abu Bakar As-Siddiq, yang pada hari itu (Perang Badar) hampir saja membunuh anaknya (yang saat itu masih musyrik), yaitu Abdur Rahman.

Atau (sekalipun mereka adalah) saudara-saudara (nya). (Al-Mujadilah: 22) diturunkan berkenaan dengan  Mush'ab ibnu Umair Dia telah membunuh saudara kandungnya yang bernama Ubaid ibnu Umair dalam perang tersebut.

Atau (sekalipun mereka adalah) keluarga (nya). (Al-Mujadilah: 22) diturunkan berkenaan dengan Umar yang dalam Perang Badar itu telah membunuh salah seorang kerabatnya yang musyrik, juga berkenaan dengan Hamzah, Ali, dan Ubaidah ibnul Haris; masing-masing dari mereka telah membunuh Atabah, Syaibah, dan Al-Walid ibnu Atabah dalam perang tersebut.  Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. (Tafsir Ibnu Katsir juz 4, hlm. 284).

Sekali Lagi.. Masihkah Mau Memilih Pemimpin Kafir Sebagai Pemimpin Mu ??

Lihatlah wahai saudaraku Muslim, dahulu para sahabat radhiyallahu’anhum betul-betul mengaplikasikan wala' dan bara', mereka tidak mau berkasih sayang dengan orang-orang kafir, bahkan ketika berperang mereka tidak pandang bulu meskipun membunuh salah satu dari keluarga terdekat mereka, karena mereka musuh-musuh Allah Ta'ala dan RasulNya.

Mereka para sahabat kasih sayang kepada sesama muslim, Kamun keras terhadap orang kafir, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّلِحَٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا 

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S. Al-Fath, 48:29).

Namun sungguh aneh, ada sebagian kaum muslimin yang loyalitas kepada orang kafir, bahkan memilih orang kafir sebagai pemimpin. Innalillahi...

Ini merupakan kesesatan yang nyata, mana mungkin umat Islam yang mayoritas dipimpin oleh non muslim yang minoritas?

Jangan hanya karena harta dan kedudukan, rela mengorbankan umat Islam, sungguh hal ini telah menyakiti hati umat Islam.

Meskipun begitu, dalam urusan dunia, boleh umat Islam beriteraksi dengan non muslim, boleh saling menyapa. Karena Islam agama yang rahmah dan santun, tidak boleh menzalimi orang lain meskipun Non muslim.

Wallaahu a’lam.

Ustadz Agus Santoso, Lc., M.P.I

No comments:

Post a Comment